Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan
diseluruh dunia, bahkan WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu
epidemi global, sehingga obesitas sudah merupakan suatu problem kesehatan yang
harus segera ditangani. Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan
adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentary berakibat
pada perubahan pola makan / konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan
tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, terutama terhadap penawaran makanan
siap saji (fast food) yang berdampak meningkatkan risiko obesitas.
Obesitas
terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila
seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak bertambah besar dan
kemudian jumlahnya bertambah banyak. Pada prinsipnya, pada obesitas ditemukan
ketidakseimbangan antara masukan energi (intake) dan energi yang dikeluarkan,
dimana masukan energi lebih besar daripada pengeluarannya ( Guyton & Hall,
2007 ).
Menurut WHO (2004) menyatakan
bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Panama tercatat sebagai negara
dengan prevalensi obesitas tertinggi di dunia, yakni 37%. Setelah itu Peru
(32%) dan Amerika Serikat (31%). Di daerah perkotaan Cina, prevalensi overweight
adalah 12,0% pada laki-laki dan 14,4% pada perempuan, sedang di daerah
pedesaan prevalensi overweight pada laki-laki dan perempuan
masing-masing adalah 5,3% dan 9,8%. Di indonesia sendiri ditemukan peningkatan
angka penderita obesitas yang signifikan dari tahun ke tahun, prevalensi
nasional obesitas pada penduduk dewasa berusia ≥ 15 tahun di 10 provinsi di
Indonesia tahun 2007 adalah Sulawesi Utara (33,3%), Jakarta (26,9%), Gorontalo
(26,3%), Maluku Utara (24,4%), Kalimantan Timur (23,5%), Papua Barat (23,0%),
Kepulauan Riau (22,8%), Papua (22,4%), Bangka Belitung (22,2%), dan Sumatera
Utara (20,9%).