1. Definisi
Glaukoma adalah sekelompok penyakit kerusakan saraf optik (neuropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil saraf optik. lskemia tersendiri pada papil saraf optik juga penting. Hilangnya akson menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika lapang pandang sentral terkena.
Glaukoma karena peningkatan abnormal tekanan intraokular (sampai lebih dari 20 mm Hg). Tekanan yang tinggi, kadang-kadang mencapai 60-70 mm Hg, menyebabkan kompresi saraf optikus ketika saraf tersebut keluar dari bola mata sehingga terjadi kematian serabut saraf. Pada beberapa kasus, glaukoma dapat terjadi walaupun tekanan intraokular normal. Jenis glaukoma ini berkaitan dengan penyebab lain kerusakan saraf optikus. Glaukoma adalah penyebab utama kebutaan di Amerika Serikat dan penyebab tersering kedua kebutaan di seluruh dunia.
Kebutaan akibat glaukoma biasanya terjadi secara bertahap apabila tekanan intraokular secara perlahan meningkat, namun dapat terjadi dalam beberapa hari apabila tekanan intraokular mendadak menjadi tinggi. Mula-mula biasanya terjadi gangguan penglihatan perifer, yang diikuti oleh gangguan penglihatan sentral. Kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat ireyersibel. Dua jenis utama glaukoma adalah glaukoma penutupan sudut akut dan glaukoma sudut terbuka primer.
2. Etiologi
Glaukoma biasanya disebabkan oleh obstruksi aliran aqueous humor keluar dari ruang mata. Glaukoma penutupan sudut akut disebabkan oleh obstruksi aliran secara mendadak melalui sudut antara kornea dan iris, yang dapat terjadi pada infeksi atau cedera atau bahkan tanpa alasan yang jelas. Sebaliknya, glaukoma sudut terbuka primer terjadi lebih bertahap, biasanya akibat fibrosis yang berhubungan dengan usia di sudut tersebut atau obstruksi bertahap saluran lain yang berperan dalam aliran aqueous humor. Pada kasus tersebut, terdapat peningkatan progresif tekanan intraokular. Kadang-kadang, peningkatan produksi aqueous humor dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
3. Patofisiologi
Tingkat tekanan intraokular tergantung pada keseimbangan antara produksi dan ekskresi akueous humor. Akueous dihasilkan oleh sekresi dan ultra filtrasi dari prosesus siliaris ke dalam bilik posterior. Kemudian akueous mengalir melalui pupil untuk memasuki bilik anterior data meninggalkan mata terutama melalui jalinan trabekula, kanal Schlemm, dan vena episklera (jalur konvensional). Sebagian kecil akueous mengalir melalui korpus siliaris ke ruang suprakoroid dan ke dalam sirkulasi vena pada sklera (jalur uveosklera).
Ada dua teori mengenai mekanisme kerusakan serabut saraf oleh peningkatan tekanan intraocular :
i. Peningkatan tekanan intraokular menyebabkan kerusakan mekanik pada akson saraf optic
ii. Peningkatan tekanan intraokular menyebabkan iskemia akson saraf akibat berkurangnya aliran darah pada papil saraf optik.
Patofisiologi glaukoma bersifat multifaktorial dan kedua mekanisme ini sama pentingnya.
4. Manifestasi Klinis
Glaukoma akut ditandai oleh nyeri mata hebat dan gangguan lapang pandang secara mendadak. Individu melaporkan bahwa is melihat “halo” cahaya di sekitar benda. Pembesaran mata dapat terjadi.
Glaukoma kronis ditandai oleh penurunan secara lambat ketajaman penglihatan dan penglihatan kabur, yang dimulai di penglihatan perifer. Sakit kepala dan nyeri mata dapat terjadi ketika kondisi memburuk. Mata mungkin merah dan nyeri jika disentuh.
5. Diagnosis
Glaukoma dapat didiagnosis dari riwayat dan pemeriksaan fisik. Penurunan lapang pandang secara mendadak atau bertahap dapat dilaporkan. Hasil pemeriksaan tekanan intraokular biasanya akan tinggi, dan inspeksi ketat saraf optikus dapat menunjukkan perubahan warna yang khas dan pelengkungan pinggiran retina.
Diagnosis dini glaukoma sangat penting untuk mengurangi risiko kebutaan.
6. Komplikasi
Kebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma. Glaukoma penutupan sudut akut adalah suatu kedaruratan medis.
Agens topikal yang digunakan untuk mengobati glaukoma dapat memiliki efek sistemik yang merugikan, terutama pada lansia. Efek ini dapat berupa perburukan kondisi jantung, pernapasan, atau neurologis.
Glaukoma adalah sekelompok penyakit kerusakan saraf optik (neuropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil saraf optik. lskemia tersendiri pada papil saraf optik juga penting. Hilangnya akson menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika lapang pandang sentral terkena.
Glaukoma karena peningkatan abnormal tekanan intraokular (sampai lebih dari 20 mm Hg). Tekanan yang tinggi, kadang-kadang mencapai 60-70 mm Hg, menyebabkan kompresi saraf optikus ketika saraf tersebut keluar dari bola mata sehingga terjadi kematian serabut saraf. Pada beberapa kasus, glaukoma dapat terjadi walaupun tekanan intraokular normal. Jenis glaukoma ini berkaitan dengan penyebab lain kerusakan saraf optikus. Glaukoma adalah penyebab utama kebutaan di Amerika Serikat dan penyebab tersering kedua kebutaan di seluruh dunia.
Kebutaan akibat glaukoma biasanya terjadi secara bertahap apabila tekanan intraokular secara perlahan meningkat, namun dapat terjadi dalam beberapa hari apabila tekanan intraokular mendadak menjadi tinggi. Mula-mula biasanya terjadi gangguan penglihatan perifer, yang diikuti oleh gangguan penglihatan sentral. Kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat ireyersibel. Dua jenis utama glaukoma adalah glaukoma penutupan sudut akut dan glaukoma sudut terbuka primer.
2. Etiologi
Glaukoma biasanya disebabkan oleh obstruksi aliran aqueous humor keluar dari ruang mata. Glaukoma penutupan sudut akut disebabkan oleh obstruksi aliran secara mendadak melalui sudut antara kornea dan iris, yang dapat terjadi pada infeksi atau cedera atau bahkan tanpa alasan yang jelas. Sebaliknya, glaukoma sudut terbuka primer terjadi lebih bertahap, biasanya akibat fibrosis yang berhubungan dengan usia di sudut tersebut atau obstruksi bertahap saluran lain yang berperan dalam aliran aqueous humor. Pada kasus tersebut, terdapat peningkatan progresif tekanan intraokular. Kadang-kadang, peningkatan produksi aqueous humor dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
3. Patofisiologi
Tingkat tekanan intraokular tergantung pada keseimbangan antara produksi dan ekskresi akueous humor. Akueous dihasilkan oleh sekresi dan ultra filtrasi dari prosesus siliaris ke dalam bilik posterior. Kemudian akueous mengalir melalui pupil untuk memasuki bilik anterior data meninggalkan mata terutama melalui jalinan trabekula, kanal Schlemm, dan vena episklera (jalur konvensional). Sebagian kecil akueous mengalir melalui korpus siliaris ke ruang suprakoroid dan ke dalam sirkulasi vena pada sklera (jalur uveosklera).
Ada dua teori mengenai mekanisme kerusakan serabut saraf oleh peningkatan tekanan intraocular :
i. Peningkatan tekanan intraokular menyebabkan kerusakan mekanik pada akson saraf optic
ii. Peningkatan tekanan intraokular menyebabkan iskemia akson saraf akibat berkurangnya aliran darah pada papil saraf optik.
Patofisiologi glaukoma bersifat multifaktorial dan kedua mekanisme ini sama pentingnya.
4. Manifestasi Klinis
Glaukoma akut ditandai oleh nyeri mata hebat dan gangguan lapang pandang secara mendadak. Individu melaporkan bahwa is melihat “halo” cahaya di sekitar benda. Pembesaran mata dapat terjadi.
Glaukoma kronis ditandai oleh penurunan secara lambat ketajaman penglihatan dan penglihatan kabur, yang dimulai di penglihatan perifer. Sakit kepala dan nyeri mata dapat terjadi ketika kondisi memburuk. Mata mungkin merah dan nyeri jika disentuh.
5. Diagnosis
Glaukoma dapat didiagnosis dari riwayat dan pemeriksaan fisik. Penurunan lapang pandang secara mendadak atau bertahap dapat dilaporkan. Hasil pemeriksaan tekanan intraokular biasanya akan tinggi, dan inspeksi ketat saraf optikus dapat menunjukkan perubahan warna yang khas dan pelengkungan pinggiran retina.
Diagnosis dini glaukoma sangat penting untuk mengurangi risiko kebutaan.
6. Komplikasi
Kebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma. Glaukoma penutupan sudut akut adalah suatu kedaruratan medis.
Agens topikal yang digunakan untuk mengobati glaukoma dapat memiliki efek sistemik yang merugikan, terutama pada lansia. Efek ini dapat berupa perburukan kondisi jantung, pernapasan, atau neurologis.
0 komentar:
Posting Komentar